Spionase-news.com,- Enrekang – Perusahaan pertanian BUMN PTPN XIV pada hari Rabu 18/7 sekitar pukul 09.00 WIB kurang lebih 20 orang karyawan PTPN XIV Unit Maroangin Kabupaten Enrekang di bantu 10 orang dari satuan Brimob Polda Sulawesi selatan melakukan pengrusakan terhadap kebun dan lahan warga di Desa Botto Mallangga, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang.
Beberapa warga mecoba menghalangi proses pengrusakan lahan tersebut namun tidak dapat berbuat banyak karena dihalang-halangi oleh satuan pengaman Brimob POLDA Sulawesi Selatan, pagar dan tanaman warga dirusak menggunakan alat pemotong “senso/Chainsaw”.
Menurut pengakuan salah seorang warga, ketika mereka mempertanyakan perihal pengrusakan tanaman dan pagar kebun mereka, Kepala unit PTPN XIV Maroangin Asman mengakui memerintahkan karyawannya untuk melakukan pembersihan lahan yang diklaim sebagai milik PTPN XIV Unit Maroangin.
Akibat pengrusakan tersebut sekitar 5 Ha lahan warga mengalami kerusakan berat, lahan tersebut dikelola oleh dua orang yaitu Safar dan Hendra. Dimanalah kami akan bercocok tanam untuk mencari nafkah buat istri dan anak kami, pinta Safar.
Saat ini situasi di lokasi PTPN XIV Unit Maroangin dan pemukiman warga masih tegang, beberapa warga berkumpul merespon aksi sepihak oleh PTPN XIV.
Informasi terakhir dari warga mengatakan bahwa PTPN XIV Unit Maroangin akan kembali melakukan proses pembersihan lahan dan akan melakukannya di areal persawahan milik warga.
Ketua Pergerakan Pemuda Indonesia IPI, Ryan Rifaldi dan Aktivis Pemuda Reclasering LMR-RI Komda Makassar – Sulsel Mansyar Mayang yang di hubungi via ponselnya, sangat mengecam ulah dari pihak PTPN XIV tersebut, apalagi sampai melibatkan aparat Brimob yang bersenjatakan lengkap dalam menghadapi masyarakatnya sendiri penggarap lahan yang di bersihkan oleh orang suruhan PTPN XIV.
Kedua Aktivis pemuda dan Mahasiswa ini,, Ryan Mansyar mengutuk keras, kerja-kerja dan gaya Premanisme PTPN XIV, masalah ini harus di laporkan ke bapak Presiden dan Kapolri atas apa yang terjadi di Maroangin, kasihan rakyat kecil yang tidak punya daya dan kuasa untuk melawan, apa lagi di hancurkannya lahan mereka tanpa sedikitpun mempunyai perasaan dari managemen PTPN XIV yang main seruduk saja tanpa ada musyawarah dulu dengan masyarakat Maroangin, ujar aktivis yang getol selama ini.
Memperjuangkan hak-hak masyarakat Maroangin di Kabupaten Enrekang dari sengketa lahan yang telah berlarut-larut ini, padahal sudah terbit Surat Keputusan Bupati Enrekang bahwa Surat Izin Pengolaan Lahan sudah tidak di perpanjang lagi, malah Pemmerintah dan DPRD Enrekang telah meminta agar PTPN XIV unit Maroangin hengkang dari bumi Massenrempulu, apa lagi setelah pemkab Enrekang melihat kurang lebih 25 tahun sumbangsih PTPN XIV untuk daerah itu minim sekali.
Kasus lahan ini kayaknya kita kembali ke jaman penjajahan dan penindasan Belanda dulu, tegas Mansyar yang di amini juga aktivis IPI Ryan Rifaldi
Apapun yang terjadi rakyat harus dibela, hak-hak rakyat harus dikembalikkan, kasus ini harus terus di kawal sampai titi darah pemhabisan, dan kalau perlu kita laporkan ke bapak Presiden Jokowi dan Lembaga HAM di Jakarta, ujar kedua aktivis pemuda ini.
Saat berita ini di turunkan, keadaan di lokasi masih tegang, informasi warga mau mendemo PTPN XIV, belum terlihat.
Laporan : Agen 007/ Team SP (Maiwa)