SPIONASE-NEWS.COM – MAKASSAR – Menyikapi situasi dan perkembangan demokrasi Indonesia di ambang batas, yang diwarnai dengan berbagai persoalan, Gerakan Mahasiswa Sospol UMM menggelar demonstrasi yang berlokasi di Jalan Sultan Alaudin, depan Kampus Unismuh Makassar pada Minggu (20/10/2019).
Aksi demonstrasi tersebut mengakibatkan kemacetan karena jalan poros Makassar-Gowa lumpuh dipenuhi para demonstran.
Sejumlah isu yang diangkat dalam aksi tersebut antara lain, Menolak UU yang tidak pro rakyat, Tolak kenaikan iuran BPJS, Copot Tito Karnavian sebagai Kapolri, Usut tuntas kematian 5 aktifis yakni:
1. Bagus Putra Mahendra, Jakarta (25/9/2019)
2. Akbar Alamsyah, Jakarta (10/10/2019)
3. Immawan Randi, Kendari (26/9/2019)
4. Muh Yusuf Kardawi, Kendari (27/9/2019)
5. Maulana Suryadi, Jakarta (25/9/2019)
Para demonstran juga menuntut agar Presiden segera menyelesaikan masalah di Papua, serta menghimbau agar aparat keamanan menghentikan tindakan represif dalam mengamankan berbagai unjuk rasa atau demonstrasi.
Aksi demonstrasi ini sebelumnya sudah berlagsung dari tanggal 18 Oktober 2019, hingga 20 oktober 2019 dan akan berakhir tanggal 21 Oktober 2019.
Demonstrasi yang dipimpin Muhammad Imam Anugerah Caesar (Koordinator Lapangan) diwarnai aksi bakar ban bekas dan melakukan hal menarik dengan meminum secara serentak “Tolak Angin” sebagai sindiran terhadap beberapa aktifis mahasiswa yang dinilai telah “Masuk Angin”.
“Jadi ini adalah sebuah prosesi yang pertanda bahwa kami gerakan mahasiswa Sospol Unismuh menolak ‘Masuk Angin’, kami masih konsisten dengan gerakan bulan September yang sampai saat ini belum menemui kejelasan,” tegas Imam.
Koordinator mimbar, Jalil Abede dalam orasinya mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi yang menimpa aktifis mahasiswa. “Entah apa yang melanda aktifis mahasiswa hari ini padahal gelombang demonstrasi September lalu telah menyisahkan luka yang mendalam dengan hilangnya nyawa saudara – saudara seperjuangan yang pada hari itu jelas berjuang untuk rakyat, namun apa yang terjadi gerakan hari ini seakan terhenti begitu saja,” ungkapnya.
Imam selaku koordinator lapangan mengakhiri orasinya dengan berharap bahwa prosesi minum “Tolak Angin” serentak ini memberikan dampak positif bagi aktifis mahasiswa agar segera bangkit dari tidurnya karena tetap berjuang untuk Rakyat Indonesia.
Laporan : Agen 083 Subair
Editor : Agen 077 PRM