Spionase-News.com-MAKASSAR — Film The Secret Suster Ngesot Urband Legen gambard yang direncanakan tayang di seluruh bioskop Indonesia tanggal 26 April mendatang sangat disesalkan oleh Lembaga Pemerhati Perawat Indonesia (LPPI).

“Saya selaku Sekertaris Jenderal dari LPPI bersama teman-teman menyayangkan adanya penggunaan ikon suster dalam film tersebut, kenapa segala sesuatu yang berbau horor itu selalu di kait-kaitkan dengan perawat,Kami paham dengan sekenario tetapi kenapa harus perawat ?,” kata Ali Bayau Naka. Selasa, (17/4/18).

Lanjutnya, hal serupa pernah tejadi pada tahun 2012 silam pada waktu itu ada sebuah film yg berjudul suster gepeng dan suter keramas direncanakan rilis pada 11 Oktober namun mendapat penolakan oleh teman-teman aktivis keperawatan yang ada di Makassar dan alhasil di Makassar menghargai profesi perawat sehingga tidak ada pemutaran film tersebut, tetapi sangat disayangkan sekarang terulang kembali.

Sekarang muncul dengan cerita baru yang berjudul The Secret Suster Ngesot Urban Legend, film tersebut memiliki kemungkinan menimbulkan dampak negatif dimata masyarakat karena penggunaa ikon perawat dalam film tersebut dan tentunya itu merugikan profesi perawat.

“Kami menganggap penyiaran film tersebut telah melanggar Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Tentang Pedoman Perilaku Penyiaran pada BAB VI Pasal 10, (1) yang mengatakan bahwa Lembaga penyiaran wajib memperhatikan etika profesi yang dimiliki oleh profesi tertentu yang ditampilkan dalam isi siaran agar tidak merugikan dan menimbulkan dampak negatif di masyarakat,” ungkapnya.

Ia menambahkan, KPI selaku komisi penyiaran yang memiliki wewenang berdasarkan undang-undang yang berlaku agar segera memanggil orang yang bertanggung jawab dalam film tersebut dan mengganti ikon perawat yang ada dalam film tersebut. KPI berdasarkan prosedur yang ada agar menarik izin tayang film tersebut.

“Kami dari LPPI menyatakan sikap menolak dengan keras pemutaran film tersebut, kami menginginkan agar film tersebut tidak diputar karena merugikan profesi perawat dengan penggunaan ikon suster dalam film tersebut,” tambahnya.

Pihaknya menegaskan, jika film tersebut tetap di putar maka kami akan menggerakkan masa demi untuk menjaga nama baik profesi dan harapan kami kedepannya tidak ada lagi film yang menggunakan ikon perawat dalam cerita horornya.

“Cerita horor tidak harus menggunakan ikon perawat,” pungkasnya.

Laporan : ARDIANSYA

Agen : 008

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here