Spionase-news.com.Jakarta- Ungkapan konotasi Partai “Allah” dan partai “setan” yang diutarakan Prof Amien Rais dalam kegiatan subuh berjamaah di salah satu Masjid tentu sah-sah saja jika ditafsirkan macam-macam oleh berbagai kalangan.
Mashuri Masyhuda Komandan Nasional Kokam Pemuda Muhammadiyah mengatakan substansi dari pesan itu seharusnya menjadi fokus kita. Jika hal tersebut disampaikan dalam kapasitasnya sebagai cendekiawan muslim yang juga politisi senior maka tentu Amin Rais sudah mengukur takaran diksi yang dipilih dalam menggambarkan situasi kebangsaan saat ini.
“Terlepas dari subjektifitas beliau, maka tentu ada hikmah yang bisa dijadikan bahan muhasabah untuk kita semua. Setidaknya beliau menggambarkan bahwa ada peran Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar yang harus dipilih oleh ummat Islam, maka dalam konteks politik saat ini, peran tersebut harus jelas dan tegas khususnya dalam menyalurkan aspirasi politik ummat,” ujar Mashuri.
Karena itu, Partai-partai yang akan menjadi lokomotif aspirasi ummat Islam seharusnya merespons positif indikator yang disebutkan Amien Rais bahwa untuk bisa masuk dalam kategori partai pilihan ummat Islam maka harus bisa merepresentasikan aspirasi ummat Islam.
“Jika ada yang menganggapi bahwa ummat Islam yang mana, ya setidaknya ummat Islam yang sepaham dengan beliau. Bagaimana dengan Partai Setan ? apakah ada partai yang ingin disebut partai setan, tentu tidak karena itu konotasi yang kontra produktif ditengah peta perpolitikan di Indonesia.” terangnya.
Jadi bagi partai-partai atau politisi yang kurang setuju dengan pandangan Amien Rais tidak perlu gusar dan gerah cukup dijawab dengan program dan kebijakan yang merepresentasikan Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar maka niscaya jutaan ummat Islam akan menjadikan partai-partai atau politisi tersebut sebagai tempat menyandarkan aspirasinya yang berlandaskan nilai-nilai Islam yang Rahmatan Lil ‘alamin.
Menurut Mashuri respon yang berlebihan akan menambah ketegangan dan hangat suhu politik dalam negeri. Jika bisa jujur, urainya, maka hampir semua politisi tentu akan memilih diksi-diksi yang bisa menyalakan simpati konstituen.
“Ini tantangan untuk semua dalam konteks menuju Pilkada serentak 2018 dan Pilpres 2019, kecerdasan dalam berdialektika akan menentukan apakah Anda di ikuti atau di tinggalkan. Semakin salah Anda merespons situasi akan semakin menjauh konstitiuen yang seharusnya diraih. Dan yang terpenting keamanan dan kedamaian untuk semua harus dijaga bersama-sama,” terangnya.
NKRI hanya akan bertahan lama jika semua elemen mawas diri dan tidak mudah terpancing emosi. Sebab melaporkan Amin Rais bukan langkah yang bijaksana dalam merespon statemennya. Oleh karena itu, sebaiknya laporan dicabut sebelum jadi ribut. (rus)