Spionase-news.com,–MAKASSAR— Anggapan kejamnya demokrasi untuk memilih calon pemimpin bukan mulut-mulut dan hal ini dibuktikan dengan ditahannya juru bicara
Ramdhan Danny Pomanto yang terdiskualifikasi, dalam pencalonan Walikota Makassar .
Kejamnya Demokrasi ini mulai di rasakan — Maqbul Halim resmi ditahan Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel, meski dugaannya dalam kasus ini — pada pasal , ujaran kebencian.
Tokoh muda ini menerima apa saja yang diduga menjerat dirinya meski gerakan saat itu tak terlepas dari suatu perjuangan mengangkat popularitas / ektabilitas calonnya bernama — Ramdhan Danny Pomanto, sukses di Pilwalkot Makassar.
Namun hukum menilai lain seperti yang di sebut juru bicara pihak Polda Sulsel.
“ Bernuansa Sara, dan atau melakukan ujaran kebencian penghinaan dan atau pencemaran nama baik di media sosial, tersangkan resmi ditahan,” sebut
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sulsel Kombes Pol. Dicky Sondani, kepada pemberita Kamis (5/6/2018).
” Inilah satu diantara kejamnya pesta demokrasi yang diliat secara kasak mata , ” tambah Sinrang Rais,SH, pengamat pesta demokrasi kepada Join News Network (JNN) malam tadi, via Selulernya.
Sinrang yang Koordinator LsM.Kompak ini, membenarkan pesta demokrasi ini sepantasnya di sebut “kejam” karena di satu sisi tim menuntut menang dan sisi lain harus legowo menerima kekalahan meski harus ditempuh segala cara yang tidak halal jadi halal.
Nasib telah menjadi bubur rasa kejamnya pesta demokrasi ini dijalani juru bicara paslon Pilwalkot Makassar, Ramdhan Danny Pomanto yang terdiskualifikasi, yang berdampak menghalangi lawannya dengan memenangkan penggantinya yang dinamakan “Kotak Kosong” .
Maqbul , harus menerima resiko demokrasi ini , dengan mendekam di rumah tahanan (Rutan) Mapolda Sulsel , dengan dugaan – menyebarkan ujaran kebencian atau hate speech. (JNN/NAS)
Laporan : 008