SPIONASE-NEWS.COM,- BONE – Kisah pilu dialami seorang ibu yang bernama Nuru, meratapi kepergian seorang anak bayi mungilnya yang tak berdosa telah meninggalkan untuk selamanya minggu tanggal 17 November 2019 tahun .
Nuru, Ibu bayi yang telah meninggal
Kabar ini tersiar menyebar dan viral di masyarakat dusun Cempaniga desa Pada Idi Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone yang lambat terungkap ke publik, nanti setelah hampir setahun kasus ini baru terungkap bahwa ada kelalaian pihak Puskesmas Tellu Siattiange.
Wartawan media online nasional spionase-news.com mencoba langsung menemui ibu Nuru, Ibu bayi tersebut yang tinggal bersama suaminya Tamrin di Cempaniga RT/RW : 01/02 Desa Pada Idi Kec. Tellu Siattinge Kab.Bone, Minggu (14/6/2020).
Puskesmas Tellu Siattinge
Berikut wawancara media ini, saudara Agen Firman dengan Ibu Nuru di kediamannya Cempaniga :
+ Apa Kabar Bu ?
– Iye baik pak !
+ Bu Nuru kapan ibu melahirkan bayinya waktu itu ?
– Kalau tidak salah minggu tanggal 10 November 2019 pak.
+ Siapa memberikan pertolongan persalinan ketika itu dan dimana ?
– Ada tetangga yang bantu persalinan saya, tepatnya di rumah saya ini.
+ Setelah melahirkan, apa bu Nuru tidak memeriksakan bayinya ke Puskesmas terdekat ?
– Iya hari itu juga tgl 10 November 2019, saya pergi ke Puskesmas Tellu Siattinge, karena itu puskesmas yang terdekat dari rumah saya, dan di puskesmas itu bayi saya di bantu putuskan talipusarnya oleh bidan puskesmas dan sempat di rawat.
+ Dan setelah itu bagaimana bu ?
– Keesokan harinya tgl 11 November 2019 Saya di suruh pulang dan disampaikan bahwa akan ada bidan yang akan datang kerumah saya, untuk mengecek perkembangan bayiku dan kata bidannya jangan dulu dimandikan karena bayinya lahir prematur dengan berat dibawah 2,5 Kg.
+ Apa ada biaya yang ibu Nuru keluarkan di Puskesmas itu ?
– Iya ada, saya disuruh bayar Rp. 600.000,- biaya persalinan, tapi lucunya saya disuruh bayar biaya kontrol juga Rp. 310.000,- tapi Bidannya tidak pernah datang memeriksa/kontrol bayi saya, selama 3 hari itu, sejak setelah waktu pertama kali di tangani dari Puskesmas.
+ Terus apalagi yang ingin disampaikan Bu ?
– Gara-gara bidan selama 3 hari tidak pernah datang sejak dari puskesmas, sehingga saya berinisiatif bersama suamiku untuk memberikan pertolongan pertama pada Bayiku dengan membawanya ke RSU. Tenriawaru, tapi sebelumnya, saya sempat mampir ke Puskesmas untuk minta surat rujukan tapi susternya bilang, tidak usah pakai rujukan bu, karena kalau mau surat rujukan harus bayar Rp. 400.000,- kata suster tersebut.
+ Siapa nama Suster itu, dan Setelah itu ibu kemana ?
– Saya lupa namanya, dan Akhirnya saya inisiatif saja ke RSU Tenriawaru untuk membawa bayi saya kesana, akan tetapi kami juga sempat di suruh kesana sini, tanpa ada kejelasan. Dan setelah 3 malam nginap dan rawat di RSU Tenriawaru, akhirnya anak saya meninggal setelah 7 hari mencari pelayanan kesehatan, tapi kami tidak di perdulikan.
+ Apa penyebab medisnya Bu bayinya meninggal, menurut dokter ?
– Sebab katanya Bayi saya meninggal menurut dokter yang tangani, karena bayi saya di talipusarny telah terjadi infeksi, hanya saja saya tidak terima karena kata bidan dan suster waktu itu akan datang mengunjungi saya di rumah untuk memeriksa bayiku, akan tetapi mereka tidak pernah datang, dan pernah kami suruh orang untuk panggil bidannya tapi bidan tersebut tidak mau datang.
+ Siapa nama bidannya ?
– Ibu Neneng namanya pak, Bidan Neneng juga yang pertama mendaftarkan saya di BPJS tapi sampai saat ini kartu BPJS saya belum terbit, alasannya waktu saya tanyakan, katanya berkas saya hilang.
+ Jadi apa keinginan Ibu Nuru dengan kasus ini ?
– Saya akan tuntut secara hukum Pihak Puskesmas, Dinas Kesehatan dan Bidannya! Saya sakit sekali hatiku pak, karena telah kehilangan anak dan akan saya laporkan kasus ini ke Polisi secepatnya.
Itulah Wawancara langsung dengan Bu Nuru dengan media ini, walaupun dengan berbahasa bugis sambil nangis, dan dari wawancara ini kami sudah terjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Kuburan bayi ibu Nuru di Cempaniga Desa Padaidi
Sedangkan dilain tempat Kepala UPT Puskesmas Tellu Siattinge Kabupaten Bone dr. Husen S.Ked yang coba ingin di konfirmasi dengan kasus tahun 2019 lalu ini, malah no coment akan kasus ini dan juga menghindar untuk ditemui media ini, pergi lewat pintu belakang, begitu juga pihak dinas kesehatan Bone seakan-akan tutup mata, walaupun sekretaris Dinas Kesehatan telah disampaikan kasus meninggalnya bayi di Cempaniga Desa Pada Idi, Katanya saya akan tegur mereka di Puskesmas Tellu Siattimge, tapi tolong nama saya jangan ditulis, ucap sekretaris Dinkes Bone ini.
Kasus kurangnya pelayanan yang baik terhadap pasien di Puskesmas Tellu Siattinge ini, memicu keras pemerhati sosial Asri HF dari LMR-RI Komda Makassar yang sangat menyayangkan kasus bayi yang terlambat di tangani secara medis di Bone, apalagi dengan meminta biaya persalinan bagi rakyat yang kurang mampu, padahal ada Jampersal (jaminan persalinan yang tersimpan di Dinas Kesehatan Bone), dan kita ketahui bahwa Bupati Bone H.A. Fashar A. Pajalangi selalu berulangkali menyampaikan agar pihak Dinas Kesehatan Bone dan jajarannya, agar lebih fokus memberikan pelayanan maximal kepada Masyarakat utamanya ibu hamil dan bayinya, serta memberikan pelayanan pos yandu bagi ibu dan anak di Bone, khusus bagi rakyat kecil, jelas Asri HF.
Asri berharap pihak Aparat hukum agar segera mengusut kasus kematian bayi di Cempaniga ini dengan cepat, demi memberikan pelajaran berharga kepada para pelayanan medis agar lebih maximal lagi melayani Pasiennya di semua puskesmas di Bone.
Laporan : Agen Firman/Agen Jemy
Editor : Agen 007 IJG