SPIONASE-NEWS.COM,- MAKASSAR – Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berasal dari TK Pertiwi Setda Provinsi Sulawesi Selatan, PAUD Masagena, dan UPT PPRSA Inang Matutu mengikuti pelatihan deteksi dini, rujukan, dan kelas pengasuhan bagi balita berisiko wasting (gizi kurang dan gizi buruk) selama dua hari, Jum’at-Sabtu 23-24 September 2022 di Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar.

Dalam pelatihan yang berlangsung selama dua hari tersebut, guru-guru dilatih mendeteksi secara dini balita wasting menggunakan pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) dan pemeriksaan bengkak/edema pada kedua punggung kaki. Pengukuran LiLA merupakan pemeriksaan antropometri untuk penemuan dini kasus dan rujukan balita wasting agar mendapatkan penanganan yang tepat, guru-guru PAUD juga dilatih cara merujuk balita wasting ke fasilitas pelayanan kesehatan. Jum’at (23/09/2022).

Keterlebitan guru PAUD dalam rangka penguatan penemuan dini wasting dan rujukan kasus yang dapat dijalankan secara terintegrasi dengan layanan kesehatan melalui kolaborasi bersama dengan puskesmas.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Kesehatan Kota Makassar turut hadir mendampingi pelaksanaan kegiatan tersebut, dan hal penting lainnya bahwa kegiatan ini juga terlaksana atas dukungan dari Pemerintah Jepang.

Diakhir sesi, simulasi kelas pengasuhan/kelas orangtua dilakukan secara bersama sebagai persiapan guru PAUD berbagi informasi kepada orangtua/pengasuh.

Guru PAUD sedang melakukan Simulasi Kelas Pengasuhan

Bersama dengan Jenewa Madani Indonesia, UNICEF terus mendorong peningkatan kapasitas secara berjenjang bagi tenaga kesehatan dan guru-guru PAUD yang diharapkan mampu memberikan layanan optimal terkait pencegahan balita wasting melalui sistem yang terintegrasi.

Perlu diketahui, sebagian besar balita wasting, termasuk balita gizi buruk, tidak memberikan tanda-tanda klinis atau tidak tampak sakit, sebagian besar balita gizi buruk masih terlihat sehat dan aktif bermain, sehingga pemantauan pertumbuhan rutin dan penemuan dini sangat penting dilakukan, anak balita yang mengalami gizi buruk berisiko 3 kali lebih tinggi untuk menjadi stunting dan memiliki risiko kematian 11,6 kali lebih tinggi dibandingkan balita berstatus gizi normal.

  1. Pengertian Wasting
    Wasting adalah bentuk kekurangan gizi akut yang dapat berpengaruh pada menurunnya imunitas dan berpotensi membawa efek jangka panjang seperti penurunan prestasi dan produktivitas.
  2. Survey Gizi di Indonesia
    Menurut Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, persentase anak wasting, yaitu gabungan balita gizi kurang dan gizi buruk di Makassar sebesar 4.9%, namun dampak dari pandemi Covid-19 perlu diwaspadai sehingga tidak terjadi peningkatan beban kasus wasting di Makassar.
  3. Bagaimana data SSGI 2021 diperoleh?

Data SSGI 2021 diambil pada 514 kabupaten/kota se-Indonesia dengan jumlah blok sensus sebanyak 14.889 dan total 153.228 balita yang sudah diintegrasikan dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Pengambilan data dilakukan oleh enumerator terlatih dan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat dengan sasaran rumah tangga dengan anak balita.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk memastikan protokol kesehatan diantaranya menggunakan pencatatan elektronik, memastikan alat pengukuran dibersihkan dan diberikan disinfektan sebelum digunakan, menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan apron, serta langkah-langkah lainnya.

Selain enumerator, terdapat 61 orang pendamping teknis yang terbagi dalam 5 koordinator wilayah untuk memastikan aspek ilmiah, etik, dan penerapan protokol kesehatan dari kegiatan pengambilan data. Data ini kemudian diolah menjadi capaian di tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota.

Berdasarkan hasil SSGI 2021, prevalensi stunting menunjukkan penurunan dari 27,7% di tahun 2019 menjadi 24,4%. Namun, prevalensi underweight mengalami peningkatan dari 16,3% menjadi 17%. Apabila ditinjau menurut standar WHO, hanya Provinsi Bali yang mempunyai status gizi berkategori baik dengan prevalensi stunting di bawah 20% (10,9%) dan wasting di bawah 5% (3%), dilansir dari cegahstunting.id.

Selama ini, posyandu menjadi platform berbasis masyarakat yang mempunyai peran strategis dalam pemantauan pertumbuhan dimasyarakat namun tingkat kehadiran balita ke posyandu menurun saat balita telah menyelesaikan imunisasi dasar atau telah memasuki kelas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), termasuk di masa pandemi Covid-19 hal ini menyebabkan banyak balita yang tidak terpantau pertumbuhannya, sehingga terlambat terdeteksi masalah gizi yang dialami.

Peran guru PAUD, orangtua/pengasuh, tokoh masyarakat maupun lintas sektoral menjadi landasan penting dalam pencegahan gizi buruk pada anak di Kota Makassar, pelatihan pada guru PAUD untuk penemuan dini dan rujukan merupakan bagian dari integrasi Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI) di satuan PAUD.

Laporan : Agen 079 RJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here