Bulukumba, Spionase-news.com – Masyarakat Kabupaten Bulukumba sepertinya akan terus disuguhkan dengan polemik status dan kualitas pendidikan.
Setelah vidio mahasiswi Stikes Panrita Husada yang nenjadi viral di media sosial di klaim selesai oleh pihak kampus. Saat ini giliran mahasiswa Stikes Panrita Husada yang berjanji akan mengepung Polres Bulukumba.
Tasbar (23) yang mengaku sebagai presidium lembaga pemerhati perguruan tinggi, yang juga adalah sekertaris umum PMII Cabang Bulukumba saat ditemui, Sabtu (17/12/2017) menjelaskan, bahwa saat ini pihaknya sedang menggalang kekuatan lintas kampus se – kabupaten Bulukumba.
“Pihak Lantas Polres Bulukumba harus bertangung jawab soal vidio viral mahasiswa stikes itu,” ujar aktivis PMII ini.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh lantas itu sangat tidak etis. Pertama, Video viral itu sangat merugikan atau medelegitimasi status mahaswa sebagai entitas intelektual. Kedua, kata Aspar, Lantas sudah sangat jauh keluar dari tupoksinya sebagai Penangung jawab lalus lintas jalan.
“Insya Allah pekan depan, forum kami akan mendesak Lantas Bulukumba dengan melakukan pengepungan terhadap Polres Bulukumba” tutur Aspar.
Hal terpisah juga dikeluhkan oleh orang tua mahasiswa AKPER Bulukumba, Hermansyah. Warga asal Kecamatan Kajang ini sangat menyayangkan pernyataan dari anggota DPRD Kabupaten Bulukumba yang menyudutkan status kampus PHB.
Menurutnya, AKPER sebagai lembaga pendidikan yang awalnya dikelola oleh PEMDA Bulukilumba, tidak seharusnya di perlakukan seperti itu oleh DPRD.
“Lembaga pendidikan itu bukan Paket Kiriman, dimana semua dengan sangat mudah bisa dipindah tangankan ke orang lain, hanya karena seorang yang dipercayakan untuk membawa barang itu, punya kendala diperjalanan,” kata Hermansyah memberi contoh.
Seharusnya, menurut dia, sebagai lembaga yang dimandat oleh rakyat, idealnya mereka berfikir solutif. Jika kendaraaan itu Bannya yang bocor, maka mencari penambal adalah solusinya. Bukan malah meninggalkan kendaraan dan meminta penumpangnya pindah ke kendaraan lain yang tujuannya tidak menuju ke arah yang ingin ditunu oleh penimpang.
“Jika wacana penutupan kampus AKPER tersebut berasal dari DPRD, maka sangat disayangkan lembaga rakyat itu bersikap kerdir dan tidak solutif. Intinya secara pribadi, saya kecewa sikap mereka,” tutup Tokoh masyarat desa Lembang Lohe Kajang, Hermansyah.
Editor : hr*