SPIONASE-NEWS.COM,- JAKARTA – Survei Rumah Demokrasi menempatkan Zannuba Ariffah Chafsoh atau dikenal dengan Yenny Wahid berada di posisi teratas dalam Survei yang dilakukan di dua wilayah yang memiliki basis besar warga Nahdliyin yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah. Rabu (06/09/2023).
Elektabilitas Yenny Wahid ini jauh melampai calon perempuan potensial lainnya. Keterpilihannya mencapai 30,2%, disusul Khofifah Indar Parawansa 22,8%, Susi Pudjiastuti 17,7%, Sri Mulyani 12,6% dan Puan Maharani 8,7%. Sedangkan sebanyak 8,1% responden menyatakan belum menentukan pilihan. Survei berlangsung dari 28 Agustus hingga 4 September 2023.
Temuan survei dari Rumah Demokrasi dipaparkan melalui diskusi secara online zoom dengan narasumber pimpinan Rumah Demokrasi, Ramdansyah Bakir, Kemudian Dr. Gustiana A Kambo, Ketua Program Studi Doktor Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Hasanuddin (Unhas). Diskui yang berlangsung pada Rabu (6/9/2023) dipandu moderator yang juga seorang jurnalis, Franciscus Simongkir.
Ramdansyah selaku pimpinan Rumah Demokrasi menyelenggarakan survei regional di dua wilayah, yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk mengukur elektabilitas calon wakil presiden perempuan.
Rumah Demokrasi berangkat dari tiga pertanyaan mendasar yakni Bagaimana peluang Cawapres Perempuan pada Pilpres 2024? Bagamana elektabilitas cawapres Perempuan dan Bagaimana Preferensi pemilih terhadap sosok pemimpin ideal dan kepemimpinan Perempuan untuk Indonesia 2024-2029.
Dari pertanyaan pertanyaan itu muncul dua nama tokoh perempuan yang kerap disebut oleh responden dan mulai disimulasikan dengan calon presiden yang ada. Kedua nama itu adalah Zannuba Ariffah Chafsoh atau dikenal dengan Yenny Wahid yang juga putri dari mantan Presiden Abdurahman Wachid dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Melalui simulasi pertanyaan top of mind bagaimana pendapat responden jika ada cawapres perempuan di Pilpres 2024, ditemukan bahwa sebagain besar reponden merespon positif hadirnya perempuan sebagai Calon Wakil Presiden. Mereka ataiu sebagian besar responden setuju, mendukung dan mendorong munculnya kepemimpinan perempuan dalam kontestasi Pilpres 2024. Rumah Demokrasi juga menemukan beberapa argumen yang disampaikan responden, di antaranya adalah untuk membuka ruang politik yang pro gender, kehadiran perempuan di posisi strategis, pentingnya tokoh perempuan di posisi strategis untuk memperjuangkan kepentingan kaum perempuan.
Kemudian pertanyaan diperdalam terhadap responden terkait dengan temuan respon positif tersebut, dengan mengajukan pertanyaan apakah responden akan memilih cawapres perempuan? Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar responden akan memilih jika ada Cawapres Perempuan pada kontestasi Pilpres 2024.
Hasilnya menunjukkan sebanyak 55,6% responden merepson positif dan akan memilih cawapres perempuan. Kemudian, sebanyak 21% tidak memilih, sebanyak 7,2% ragu-ragu dan 15,9% Tidak Tahu/Tidak menjawab .Dalam paparanya, Ramdansyah menyebutkan bahwa peluang keterpilihan cawapares perempuan cukup besar di Pilpres 2024. “Temuan survei ini menunjukkan bahwa hadirnya Cawapres Perempuan direspon positif publik khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan 55,6% publik akan memilih Cawapres Perempuan jika nantinya maju di kontestasi Pilpres 2024,” terang Ramdansyah yang pernah memimpin Panwaslu DKI Jakarta ini.
Ketua Prodi Doktor Ilmu Politik FISIP Unhas, Dr. Gustiana A Kambo menilai bahwa temuan survei Rumah Demokrasi yang menyebutkan 55,6% persen perempuan di Jateng dan Jatim akan memilih cawapres perempuan, dalam kacamata dia sangat menarik.
Namun dia juga mempertanyakan apakah jika survei dilakukan di luar kedua wilayah itu menghasilkan simpulan yang sama atau berbeda terkait dengan munculnya nama Yenny Wahid dan Khofifah Indar Prawansa. Itu bukan berarti dia menafikkan kemampuan dan kapabilitas kedua tokoh perempuan tersebut. “Mungkin perlu ada survei lanjutan di luar kedua wilayah untuk membandingkan dengan hasil dari temuan ini,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, seorang perempuan harus mampu menunjukkan bahwa dirinya memang layak dan pantas untuk mendukuki posisi wapres tersebut. “Dia memang berhak untuk dilamar atau dapat dilamar karena memang memiliki kemampuan di posisi itu.” ujarnya lagi.
Sementara itu Survei Rumah Demokrasi juga melakukan pengukuran elektabilitas dengan simulasi tiga nama Cawapres perempuan dan hasilnya tetap sama. Putri Gus Dur Yenny Wahid tetap berada di posisi teratas mengungguli cawapres-cawapres perempuan lainnya.Temuan survei menunjukkan elektabilitas Yenny Wahid sebesar 43,8%, kemudian disusul Khofifah Indar Parawansa dengan elektabilitas 37,3% dan terakhir Puan Maharani sebesar 14,3%. Sebanyak 4,7% responden belum menentukan pilihan. Survei Rumah Demokrasi dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus – 4 September 2023. Survei dilaksanakan dengan metode wawancara melalui telepon dengan melibatkan sampel responden sebanyak 400 responden yang tersebar secara proporsional di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penentuan sampel dilakukan dengan metode pemilihan responden secara acak sistematis program komputerisasi yaitu dengan memasukkan data base nomor telepon yang dahulu pernah menjadi responden survei periode 2013-2023 dengan margin of error 5,0% pada tingkat kepercayaan 95%. Populasi responden berdasarkan jumlah penduduk Jateng dan Jatim 57.885.670.
Laporan : Agen 011 Agus