SPIONASE-NEWS.COM,- SOPPENG — Upaya memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dalam pencegahan dan penanganan gizi buruk terus dilakukan di berbagai daerah. Salah satunya dengan hadirnya UNICEF dan Jenewa di Kabupaten Soppeng.

UNICEF bersama Yayasan Jenewa Madani Indonesia (Jenewa Institute) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng menggelar kegiatan “Orientasi Penguatan Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) serta Pencatatan dan Pelaporan Balita Gizi Buruk” di Hotel Maryam, Kabupaten Soppeng, Jum’at (03/10/2025).
Kegiatan ini diikuti 51 anggota Tim Asuhan Gizi dari 17 puskesmas di Kabupaten Soppeng. Peserta terdiri dari dokter, bidan, perawat, tenaga gizi, serta perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten.
Direktur Jenewa Institute, Surahmansah Said, MPH, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini berawal dari kunjungan sebelumnya ke Soppeng yang menunjukkan perlunya peningkatan pemahaman tenaga kesehatan tentang PGBT.
“Beberapa minggu lalu kami sempat berkunjung ke Kabupaten Soppeng dan melontarkan pertanyaan mengenai gizi buruk. Ternyata hampir semua peserta saat itu belum mengetahui apa itu PGBT. Karena itu, hari ini kami datang kembali untuk menguatkan Tim Asuhan Gizi Soppeng agar ketika terdapat balita gizi buruk, mereka tidak hanya langsung merujuk, tetapi juga mampu memberikan pelayanan sesuai kondisi balita tersebut,” ungkapnya.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, Drs. Muhammad Evinuddin, MPA, yang menegaskan pentingnya memperluas fokus penanganan masalah gizi di daerah.
“Selama ini kita banyak berfokus pada penanganan stunting. Padahal, masalah gizi lainnya seperti gizi kurang dan gizi buruk justru menjadi salah satu penyebab stunting itu sendiri. Karena itu, pendekatan Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi menjadi sangat penting agar penanganan masalah gizi dapat dilakukan secara menyeluruh,” jelas Evinuddin.
Selain itu, kegiatan ini menghadirkan A. Dian Purnamasari Syafri, SGz., M.K.M sebagai fasilitator PGBT. Ia memberikan pendampingan teknis mengenai tata laksana kasus gizi buruk serta optimalisasi pencatatan dan pelaporan melalui aplikasi Sigizi Terpadu.
UNICEF menegaskan bahwa pendekatan Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) yang direkomendasikan oleh WHO dan telah diadopsi oleh Kementerian Kesehatan RI sejak 2019, merupakan langkah strategis untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan bagi balita gizi buruk.
Pendekatan ini menekankan penemuan dini kasus, tata laksana yang tepat, serta pelaporan berbasis sistem agar setiap anak mendapatkan perawatan yang sesuai.
Sebagai tindak lanjut, setiap Tim Asuhan Gizi diharapkan mengunggah SK dan SOP tim ke dalam sistem, serta menerapkan standar operasional dalam penemuan dan tata laksana kasus gizi buruk. Dinas Kesehatan Kabupaten bersama Dinas Kesehatan Provinsi akan melakukan pembinaan dan pemantauan berkelanjutan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan UNICEF terhadap Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam memperkuat layanan gizi dan sistem informasi kesehatan masyarakat, dengan Jenewa Institute sebagai mitra pelaksana di tingkat kabupaten/kota.
Melalui kegiatan ini, Kabupaten Soppeng diharapkan menjadi contoh daerah yang berhasil menerapkan penanganan gizi buruk secara komprehensif—tidak hanya mencegah, tetapi juga mampu menangani kasus dengan cepat dan tepat demi melindungi tumbuh kembang anak Indonesia.
Laporan : Agen 089 M. Rijal

























