SPIONASE-NEWS.COM,- PAREPARE- Mantan birokrat Pemkot Parepare yang kini Pimpin JMPP juga penasehat pada LSM LP-KPK menegaskan Kepemimpinan Dr Drs Akbar Ali, AP, M.Si sebagai Pj Walikota Parepare, sangat berhasil, menyatu dengan rakyat dan bermartabat dengan pendekatan manusiawi, Riak itu muncul dari peninggalan pemerintahan Walikota Parepare sebelumnya.
Mantan birokrat Pemerintah Kota Parepare yang kini memimpin Jaringan Masyarakat Pemerhati Parepare (JMPP), juga penasehat NGO LP-KPK, Drs. H. Amran, M.Pd angkat bicara terkait opini Ketua Umum Perserikatan Journalist Siber Indonesia (Perjosi) Salim Djati Mamma, yang menganggap Pj Wali Kota Parepare, Dr. Akbar Ali tidak mampu meredam permasalahan-permasalahan di Kota Parepare. Sabtu (13/01/2024).
Salim juga menyebut Pj Walikota Parepare Dr. Akbar Ali malah mempertajam konspirasi dengan melawan penguasa terdahulu, yakni mantan Walikota Parepare Dr.H.Taufan Pawe.
Amran balik mempertanyakan dasar tudingan dan kapasitas Salim Mamma, Karena menurut Amran apa salahnya menggunakan orang yang dianggap memiliki kapabilitas dan kapasitas, bukankah semua pemimpin memiliki gaya Pemimpin yang berbeda, dan berlainan kesuksesan seorang pemimpin dan keberhasilan seorang yang dipimpin itu, biasanya terjadi jika ada kesamaan gaya dan karakter kepemimpinan, tidak semua individu baik dimata si A baik juga di mata si B itu sama.
Maka jangan ada semacam rasa disepelekan jika si B katakan baik walau si A katakan jelek, yakinlah kita tidak pernah selamanya super pada kondisi dan situasi yang lain, mari kita legowo jauhkan rasa dengki dan beri kesempatan PJ. Walikota Parepare untuk melakukan improvisasi dan berprestasi dalam kepemimpinannya yang diyakini benar untuk masyarakat Parepare dan organisasi (Pemkot ) yang dipimpinnya, olehnya itu saya katakan tidak ada masalah selama kepemimpinan Dr Akbar Ali, Riak-riak justru muncul dari peninggalan Walikota Parepare sebelumnya,
“Yang pasti selama kepemimpinan Pj Walikota Dr. Akbar Ali tidak ada riak yang terjadi, kecuali riak-riak yang tersisa atau yang timbul akibat kebijakan dari Wali Kota periode 2018 sampai dengan 2023,” tegas Amran,
Kebijakan dimaksud Amran, adalah pemberhentian dan penurunan pangkat Sekda Pemkot Parepare saat itu dijabata Iwan Asaad yang lebih condong pada persoalan politis, yang kini dibenarkan oleh Pihak ombusman melalui rekomemdasinya menjadi indikasi kekeliruan dalam melakukan kebijakan.
Kemudian gelombang demo dan aksi oleh elemen mahasiswa dan masyarakat atas dugaan kasus korupsi dana Dinas Kesehatan Pemkot Parepare yang diduga masih ada oknum dibalik keputusan Mahkamah Agung (MA) yang masih perlu diproses.
Aksi Demonstarsi atas bahagianya masyarakat Parepare atas berakhirnya masa jabatan Walikota Taufan Pawe, Rakyat Parepare yang merasa telah terzalimi atas sebuah arogansi kekuasaan waktu masa itu.
“Kebijakan mutasi struktural ke fungsional yang tidak diikuti dengan aturan lainnya sehingga melahirkan kerugian bagi jabatan fungsional, beruntung para fungsiinal yang termutasi masih mengerti atau tidak memahami atas hak mereka yang terkebiri.
Masalah ditunjuknya seorang honorer tanpa status fungsional dan atau struktural melaksanakan peran keliru membawahi atau memimpin para fungsional dan birokrat di Rumah Sakit Hasri Ainun Habibie, masalah CU lama yang diduga penyerahannya terjadi penyimpangan, masalah bantuan dana banjir diduga sebagian belum tersalurkan, dan tertinggalnya hutang yang secara signifikan jauh lebih besar, melahirkan riak-riak atas kesulitan penyelesaian hutang pihak ketiga dan janji kenaikan gaji bagi honorer kebersihan.
Pertanyaannya harus menunggu anggran berikutnya, inilah dampak lahirnya demonstrasi para pegawai honorer dinas kebersihan sebagai ujung tombak perolehan Piala Kebersihan Kota Adipura selama ini, dan juga membuat teriaknya sebahagian rekanan,”, beber Amran.
Karena itu, Amran balik mempertanyakan kapasitas Salim Djati Mamma sebagai jurnalis yang mestinya menjaga independensinya.
Salim Mamma terkesan berbicara sebagai pengamat pemerintahan namun cenderung bermuara ke tendensi dan motif tertentu, Ungkap Amran.
“Kemudian mengatasnamakan masyarakat Parepare yang resah, masyarakat Parepare yang mana. Darimana Salim Mamma tahu masyarakat Parepare ada yang resah”, sementara saya yang lahir dan besar, serta sekolah dan bekerja di Kota Adipura Parepare melihat sebuah perubahan besar pemberdayaan masyarakat sebagai sitizen yang selama ini sebagai subjek, kini juga menjadi objek langsung, turun tangan melakukan bersih-bersih lingkungan yang selama ini hanya sebagai penonton, walau pekarangan toko dan rumahnya dibersihkan oleh ASN, TNI dan Polri, bahkan dengan teganya tidak mengeluarkan minuman atau menyapa sekalipun kepada orang yang sedang mengerjakan sekitar tempat tinggalnya, saya pikir perubahan paradigma yang tertanam ini akan sangat berpengaruh pada pembangunan Kota Parepare dimasa depan,” Harapnya.
Semestinya kita berani melihat proses dengan kejujuran intelektual dan bersyukur serta berterima kasih melihat Pj. Walikota Parepare Dr. Akbar Ali mampu dan lihai meredam riak-riak sebagai dampak Prima Causa sebuah perencanaan yang kurang apik pada masa lalu, tandas Drs. H. Amran, M.Pd.
( Tulisan ini diterbitkan atas permintaan artikel yang dikirimkan Drs. H. Amran, M.Pd ke redaksi Media Online Nasional SPIONASE-NEWS.COM atas tulisan Salim Djati Mamma Ketua Umum Perserikatan Journalist Siber Indonesia (Perjosi) Sulsel disalah satu media online ).
Laporan : Agen 044 Neyla