Spionasenews.com – Sudah hampir satu dekade berlalu ketika tahanan terakhir pertama kali menginjakkan kaki di pusat detensi militer Amerika Serikat, di teluk Guantanamo, Kuba.
Kini, kamp untuk menampung para terduga teroris yang didirikan Presiden George W. Bush pada tahun 2002 itu sudah semakin terisolasi. Populasinya pun terus menurun di masa pemerintahan Presiden Barack Obama. Terakhir, saat Obama meninggalkan Gedung Putih, tinggal tersisa 41 tahanan di sana.
Penutupan penjara Guantanamo merupakan janji kampanye Obama yang gagal terwujud.
Kekuatan oposisi di kongres menahan laju Obama untuk menutup tempat yang disebut telah mencoreng nama AS di mata dunia tersebut.
Kini, kepemimpinan AS telah berpindah ke tangan Donald Trump. Lalu, apa kebijakan Trump untuk penjara itu kini?Setelah bertahun-tahun operasi di penjara militer terkenal itu menyurut, kini potensi untuk kembali menggeliat seperti mucul di depan mata.
Dalam sejumlah kesempatan Presiden Trump telah memberikan beberapa pandangan spesifik mengenai rencana atas Guantanamo.Namun, seperti diberitakan AFP, satu sikap utama yang tertuang dalam rancangan perintah eksekutif menyebut Kamp Detensi Militer Guantanamo adalah alat penting dalam memerangi kelompok-kelompok teroris radikal.
Trump pun mengatakan, Guantanamo akan dijadikan sebagai tempat untuk menampung orang-orang jahat. Dalam rancangan perintah eksekutif yang menyebar ke media, menunjukkan, Pemerintah AS akan menghentikan upaya pelepasan tahanan di sana.
Ketentuan ini pun juga berlaku bagi lima orang yang di masa Obama telah “dibersihkan” untuk di transfer ke lokasi lain.m”Kami bersiap untuk menerima semua kemungkinan,” kata Kapten John Filostrat, Jurubicara penjara Guantanamo.
“Kami bisa memindahkan sisa tahanan yang ada, atau pun memasukkan lebih banyak lagi tahanan ke sini. Kami hanya menunggu pemberitahuan,” ungkap dia.
Pada bagian lain, Trump juga mengatakan bahwa tersangka teroris di AS pun bisa dikirim ke Guantanamo untuk diadili. Jika rancangan perintah eksekutif itu benar adanya, maka besar kemungkinan semua tersangka teroris –termasuk warga AS, sekalipun tertangkap di AS, akan berakhir di penjara terpencil tersebut.
Filostrat mengaku hingga saat ini dia belum menerima perintah baru. Namun, menurut dia, penjara Guantanamo dapat menampung hingga 200 tahanan jika diperlukan.
Kompas